01
18 Nov, 2023,
2 comments
Rasanya tak cukup
Jika aku hanya mengucapkan terimakasih
Atas semua yang kau lakukan untukku.
Kamu datang saat gelap menyelimuti,
Dengan senyum secerah mentari.
Aku, seorang manusia dengan banyaknya kekurangan.
Bisa ikut tersenyum hanya dengan melihatmu tersenyum.
______________________________
"Bu.. ibuu.. ibu dimana buu.." teriak seorang anak.
"Hiks.. hiks.. ibu.. ibu dimana bu.. jangan tinggalin nana" tangis anak tersebut.
Sang anak berlari kesana kemari di taman mencari sang ibu. anak yang tadi menyebut dirinya sendiri sebagai nana.
Masih dengan isak tangisnya ia berjalan sambil teriak memanggil sang ibu, berharap sang ibu mendengar panggilan nya.
Terus melangkah berkeliling di sekitar taman sampai akhirnya ia terjatuh dan pingsan karena terlalu lelah berjalan.
______________________________
"Hah... Hah... Hah.." suara tarikan nafas yang terlalu cepat seolah ia baru selesai berlari maraton.
"Mimpi itu lagi" gumamnya seraya bangun terduduk dari tidur.
"kamu kenapa? Mimpi buruk lagi?" Tanya seseorang disampingnya.
"Iya bang, kayak biasa" Balasnya.
"Ya udah, sana sekalian sholat tahajud biar tenang, udah jam 3 pagi jadi jangan tidur lagi. Abang juga baru selesai sholat" nasihat sang abang.
"Iya bang, Bian ambil wudhu dulu" balas seseorang yang kini kita ketahui bernama Bian. Ia pun berjalan menuju kamar mandi, dan melakukan niatnya tadi. Setelah wudhu ia pun sholat di bekas tempat sang abang.
Bian yang bernama lengkap Nauval Biantara dan sang abang yang bernama lengkap Haikal Sandhya.
Melihat sang adik sholat Haikal pun berjalan menuju dapur untuk membuat masakan untuk sarapannya nanti.
Nauval saat ini berusia 17 tahun beda 3 tahun dengan Haikal. Sudah 7 tahun ia tinggal bersama sang kakak angkatnya. Dulu haikal yang baru di tinggal pergi orang tua nya tengah menangis di sebuah taman meratapi nasibnya nanti yang hidup sebatang kara. Saat akan duduk di sebuah kursi, tak sengaja dia mendengar teriakan anak kecil. Dia mencari dari mana sumber suara teriakan itu. Saat menemukannya, ia melihat anak yang lebih kecil darinya tergeletak di pinggir jalan tak sadarkan diri.
Karena di ajarkan mandiri sejak dini, dan didik dengan keras tapi masih dengan rasa empati dan simpati yang tinggi, membuat hati Haikal yang saat itu umurnya tak terpaut jauh dengan anak yang tadi tergeletak pun memutuskan untuk menolongnya.
Ia membawa anak itu ke rumah peninggalan orang tuanya. Dan sampai saat ini mereka masih tinggal di sana.
Jika di tanya bagaimana haikal menghidupi nauval? Dari uang asuransi dan warisan peninggalan orangtuanya. Lumayan banyak bahkan cukup untuknya hidup selama 3 tahun bersama nana sampai uang itu habis. Dan haikal pun memutuskan untuk kerja sampingan.
Saat berumur 15 tahun Nauval pun memutuskan berkerja sampingan juga untuk membantu Haikal yang saat itu duduk di kelas 3 SMA.
Nauval di didik oleh haikal sesuai dengan kebiasaan haikal saat masih ada orang tuanya. Haikal membebaskan dirinya untuk apa saja asal tidak lupa dengan beribadah dan menjauhi hal-hal yang di larang oleh agamanya.
Saat memasak ia tak sengaja mengingat kembali pertemuan pertama dengan adik kesayangannya. Keluarga baru yang sampai saat ini tinggal bersamanya. Selesai memasak ia berjalan menuju kamar tempat mereka tidur tadi malam, cukup untuk 2 orang dewasa dan 1 orang anak-anak. Kamar yang dulu menjadi tempat Haikal bersama keluarganya.
"Bi.. Kamu bagian nyapu sama ngepel, nyuci baju sama piring biar sama abang aja" ucap Haikal saat memasuki kamar mereka berdua.
"Iya bang nanti abis subuh Bian ngepel, mau tadarusan dulu" balasnya.Haikal tersenyum lalu mengangguk dan berjalan masuk kedalam kamar mandi untuk mencuci semua baju kotor mereka.
Tak terasa adzan subuh sudah berkumandang. Haikal sudah selesai mencuci baju lalu mengambil wudhu lagi dan mengajak nauval untuk sholat berjamaah di masjid.
Mereka berangkat bersama menuju masjid. Saat sampai mereka berjalan menuju tempat wudhu lalu mencuci kaki mereka dan berjalan kembali masuk menuju masjid.
"Eh.. nak Haikal dan nak Nauval" ucap ustadz disana.
"Seperti biasa, kalian selalu jadi yang pertama datang setelah adzan di kumandangkan" lanjut ustadz tersebut.
"Iya, Pak.. kebiasaan dari dulu kan almarhum babeh selalu bawa Haikal sholat subuh berjamaah" balas Haikal.
Nauval hanya menyimak. Tak lama setelah mereka datang mereka pun melaksanakan sholat dengan di imam-mi oleh pak ustadz tadi. Yang bernama Ustadz Latif.
Selesai berjamaah subuh, mereka pun pamit untuk pulang terlebih dahulu kepada pak ustadz.
Saat sampai Nauval berganti baju lalu mengambil sapu melaksanakan tugas bebersih rumahnya. Sedangkan Haikal sedang melanjutkan mencuci tapi yang sekarang yang ia cuci adalah piring atau tempat makan yang kotor bekas mereka pakai.
Setiap hari selalu seperti itu. Keduanya bersyukur atas semuanya. Baik Nauval ataupun Haikal yang sama-sama di tinggal pergi oleh keluarganya, mereka bersyukur karena masih bisa hidup sampai saat ini.
Setelah mereka selesai dengan pekerjaan masing-masing, mereka pun bergantian untuk mandi lalu sarapan bersama.
"Bi.. kamu berangkat mau bareng abang gak?" Teriak Haikal yang sudah menaiki motor hasil nabung selama 4 tahun menyisihkan uang jajan dan gajinya.
"Bentar bang, Bian pake sepatu dulu" balas nauval sembari memakai sepatu seperti ucapannya.
"Ya udah abang tungguin, santai aja gak usah buru-buru masih jam set 6 kok" ucap haikal kembali. Selesai haikal berucap, nauval juga sudah selesai memakai sepatunya.
"Ayo bang, keburu macet" ajak Nauval sembari menaiki motor sang abang.
"Iya" jawab Haikal. Sembari mulai menjalankan motor menuju sekolah Nauval terlebih dahulu.
Di tengah perjalanan Haekal bertanya.
"Bi, pulang mau abang jemput?" Tanya haekal sedikit berteriak karena sedang menyetir motor.
"Gak usah bang, hari ini pulang telat mau eskul basket dulu, Minggu depan mau ada pertandingan" Jawab Nauval.
"Ya udah, Abang usahain nonton pertandingan kamu deh. Nah nyampe, sana masuk. Yang semangat belajarnya ya Bi!!" ucap Haikal, tak terasa ternyata mereka sudah sampai di sekolah Nauval, jadi Haikal pun memberhentikan motornya.
"Iya bang, nanti dikasih tau waktu tepatnya. Bian masuk dulu ya bang, abang juga hati-hati di jalan. Assalamualaikum" ucap Nauval. Sembari salim kepada Sang kakak atau abang.
"Wa'alaikumsalam, Bi" balas Haikal lalu melajukan kembali motornya menuju tempat ia berkerja.